Hening
pun yang bicara dalam kondisi rasa yang entah bisa disebut salah atau tidak,
mungkin karena sering sendiri ataukah terperangkap dalam pilihan yang salah,
kadang kuberfikir sepintas bahwa ini cobaan tapi kenapa selalu sama ataukah ini
memang kelemahan saya,bicaralah waktu saya lelah bertahan dengan ketidakpastian
sebuah harapan,ketika ku bertubuh pada tempat dengan harapan memberi rasa
nyaman malah ia menjadi alasan kenapa kesakitan ini ada.
aku
bicara dengan sepi yang berada dalam ramainya pasang mata,ia bertujuan
menceritakan kita yang tak kunjung membaik,cerita rumit tentang tuduhan yang
tak berdalih bahkan kadang ia membunuh sebuah rasa yang lama bersamanya, dia
bertanya tentang aku yang katanya tak pernah ada bahkan dia mengatakan bahwa susahnya
dia tanpa ada aku, aku justru bingung dengan kata itu entah disengaja atau
tidak penalaran saya engan bercerita bahkan sampai sulit menerima, tuan rasa
yang tak bertanamkan rasa percuma timbul karena terpaksa dan hadir karena
terlanjur bersama,itu pikiran saya saat ini, entah benar atau tidak tapi jika
dibandingkan dengan apa yang khidmatkan jari ibu bisa dikatakan pikiran itu
benar adanaya.
Saya
terus dalam langkah yang jauh darinya,mau bertanya tapi seakan waktu memberi
batas saya,saya menangisi setitis rasa yang tersisa dan secarik percaya jika
semuanya akan baik baik saja.
Pada
saat remang malam datang seribu hujaman menjadi tikaman dan langkah lemah akan
masa depan sepertinya hanya hayalan, tuhan sedang mengujiku ataukah ini alasan
untuk ketidakmampuan dia atau mungkin kini tinggal cerita yang percuma
adanya,aku tak bergeming sepi dalam buaian mata yang begini penuh
kebimbangan,rasa yang terlanjur saja ataukah benar begini yang dinyatakan
salah,lama berseru bahkan lelah kumengajari kenyataan yang tampak seperti
mengheja kehidupan kuakui ini sebuah kesalahan rasa yang tersedu oleh tipu daya
awam sebuah neraca mata yang sering disebut fatamorgana,tuhan terlalu jahat ataukah
saya yang tak mau dengar kata tuhan dan mungkin ini teguran dan kumerasa iya
sangat menyakitkan.
Perlu
kuceritakan tentang keringat yang jatuh dan kusebut itu perjuangan,tiap yang
kuusahakan adalah apa yang sering ku kumandankan,tentang rasa,kebahagian,
harapan dan indahnya masa depan dengan tulisan keinginan yang begitu menuntut aku
kadang bertarung melawan waktu dan tak hayal kadang ku berjalan melawan arah
untuk apa yang dituntut oleh ku,aku tak sebegitu bodoh memang tapi dalam sisi
lain aku rasakan kehancuran bukan tentang perjuangan tapi tentang apa yang
terlanjur terjadi yaitu hidup dengan angan angan dan berjuta harapan.
Masih
bertanya tentang yang tak mungkin bisa,tuhan yang yang menguji rasa ataukah
saya yang sedang menyiiksa sendiri diri saya,adalah rasa yang terungkap dan
didiagnosa tersiksa seperti lupa akan bahagia dan caranya jatuh cinta.
Akanku
belajar tentang keutamaan rasa dalam bodohnya akal yang tertutup semu
kemunafikan dalam gejolak pernah ada penghianatan aku masih bertahan tentang
apa dan mengapa iya ada entah karen buta dengannya dan jalan yang tak mampu
bercerita tapiku masih memaksa bahkan merayu takdir yang enggan bercerita
tentang saya maupun rasa yang ada,aku kadang merasa hidup saya sedang dihukum
alam yang tak mau berteman,rasa yang membuatku tak mampu menghitung denyut
jantung yang berdetakpun sulit kubedakan,butalah saya karena penghargaan yang
sala pada tempatnya,wanita yang dari dulu kujunjung tinggi dan enggan untuk
menyakiti ternyata adalah alasan mengapa saya tersudut dijiku jiku kehidupan.
By:Adham
Tuanaya